.

Sunday, November 3, 2013

Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur

Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur, Informasi Tentang Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur  Kali ini sebuah artikel dari Kami yang berjudul Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur  khusus buat Sahabat netter seluruh dunia, Salam jumpa semoga anda semua dalam keadaan sehat dan selamat datang di blog  saya  anda ingin mengetahui Informasi dan berita serta tulisan artikel tentang Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur, dari "Java's Group".  Mungkin artikel ini bisa menambah pengetahuan anda, kami  mengambil  bahan kajian dari berbagai sumber dan litelatur , buku-buku, berita,Informasi,tulisan dan pengalaman kami  yang berhubungan dengan Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur serta inspirasi dari kami sendiri

Sebuah penelitian baru yang dilakukan sebuah tim di Albuquerque New Mexico memberikan prespektif baru tentang insomnia kronis. Penelitian yang sederhana dan masih dalam skala kecil ini mencoba untuk melihat secara obyektif kenapa penderita insomnia kronis sering terjaga di malam hari.

Para peneliti mengumpulkan 20 orang penderita insomnia kronis untuk direkam tidurnya menggunakan polisomnografi (PSG) di laboratorium tidur. Hasilnya ternyata mengejutkan banyak ahli, 90 persen penyebab pasien terjaga adalah gangguan nafas saat tidur, sleep apnea! Padahal secara subyektif, para peserta penelitian menyatakan penyebab mereka terjaga adalah 50 persen tak tahu penyebabnya terjaga, 45 persen karena mimpi buruk, 35 persen karena dorongan untuk kencing, 20 persen karena gangguan lingkungan tidur dan 15 persen akibat rasa sakit.

Tak satu pun peserta menduga dirinya terjaga akibat gangguan nafas. Bahkan 11 dari 20 peserta penelitian dinyatakan positif menderita sleep apnea. Padahal, sebelum penelitian para peserta sudah disaring. Jika menunjukkan gejala sleep apnea, seperti mendengkur atau kantuk berlebihan, peserta akan dicoret dari keikutsertaannya. Tak satu pun peserta yang mendengkur.

Keluhan penderita insomnia bisa dikatakan berlawanan dengan penderita sleep apnea. Jika penderita sleep apnea mendengkur dan terus mengantuk, penderita insomnia justru mengeluhkan kesulitan memulai atau mempertahankan tidur. Penderita insomnia dengan kesulitan mempertahankan tidur, mudah terbangun di tengah malam dan biasanya sulit untuk tidur kembali.

Sleep apnea merupakan gangguan nafas saat tidur yang menyebabkan penderitanya terbangun (arousal) akibat sesak. Penderita terbangun tanpa terjaga, hingga ia tak ingat terbangun berulang kali sepanjang malam. Akibat proses tidur yang terpotong-potong, penderita sleep apnea bangun tak segar dan terus mengantuk sepanjang hari.

Para ahli berhipotesa, keterjagaan di tengah malam berhubungan dengan kondisi hyperarousal pada penderita insomnia. Hyperarousal, untuk mudahnya diartikan sebagai kondisi terlalu tegang untuk tidur, akibatnya penderita mudah sekali terjaga. Diduga, episode bangun singkat yang disebabkan sleep apnea memicu penderita insomnia terjaga. Sayang penderita tak menyadari penyebabnya terjaga. Penderita hanya tahu ia terjaga.

Selama ini, perawatan insomnia diarahkan pada hyperarousal. Lewat perawatan perilaku kognitif (cognitive behavior therapy for insomnia/CBTi) pasien diajarkan untuk mengenali tidurnya dan mengurangi ketegangannya. Misalkan dengan mengatur jadwal tidur, ritual persiapan tidur dan mengatur higiene tidur yang baik. Dengan sendirinya penderita jadi tak mudah terjaga. Jika sampai terjaga pun penderita insomnia akan mudah kembali tidur. Namun hingga kini penyebab keterjagaannya sendiri tak pernah jadi perhatian. Fokus perawatan diutamakan agar penderita dapat mudah kembali tidur.

Penelitian ini telah memberikan kemungkinan baru dalam perawatan insomnia kronis. Jika selama ini perawatan insomnia kronis adalah dengan CBTi, cognitive behavior therapy for insomnia dan medikasi obat-obatan, di masa depan ditambahkan juga dengan pemeriksaan dan perawatan sleep apnea.

Penelitian- penelitian di masa depan diharapkan akan lebih mencerahkan. Bagi klinisi di praktek sehari-hari penelitian ini memberikan harapan baru untuk merawat pasien dengan insomnia kronis. Pemeriksaan tidur bisa memberikan petunjuk tentang penyebab penderita terjaga dan merawatnya.

Semoga tulisan atau artikel Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur yang dibuat Kami,bermanfaat bagi anda semua,jangan kapok untuk membaca artikel selanjutnya, maaf apabila artikel  Insomnia Kronis, Terjaga karena Gangguan Nafas Saat Tidur banyak kekurang dan kesalahan baik Kata dalam tulisan maupun bahasan artikel ,maklum dalam tahap belajar , salam sukses , dan terima kasih dari Java's Group dan Team blog Hari Yang Cerah

No comments:

Post a Comment